Rahim Pengganti

Bab 78 "Menjelaskan"



Bab 78 "Menjelaskan"

0Bab 78     

Menjelaskan     

"Siapa? Kenapa dimatikan, tapi tumben kamu membawa ponsel ke meja makan Bian?" tanya Mama Ratih. Mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat, Bian terdiam seribu bahasa sedangkan Caca hanya besikap pura pura tidak tahu dengan apa yang terjadi.     

"Urusan bisnis Ma."     

Mama Ratih hanya menjawab dengan anggukan kepalanya, sedangkan Siska sudah menatap Bian dengan tatapan tajam, pria itu mengerti akan tatapan yang diberikan oleh adiknya itu.     

"Aku harus segera menyelesaikan semuanya," batin Bian.     

Setelah selesai makan malam, semua orang duduk di ruang keluarga berbeda dengan Bian yang sudah masuk ke dalam ruang kerja nya, entah apa yang sedang pria itu rencana kan. Carissa sengaja tidak ingin membahas semua nya duluan, wanita itu ingin suami nya sendiri yang menjelaskan semuanya. Tanpa diri nya yang lebih dulu memulai namun, hingga detik ini tidak ada yang di jelaskan oleh Bian.     

Cariss hanya bisa pasrah, wanita itu cukup menunggu. Diri nya tidak ingin, gegabah cukup sejadian beberapa Minggu lalu terjadi sampai kondisi sang mertua tidak baik. Hingga membuat, Mama Ratih masuk ke rumah sakit dan hal itu tidak ingin terjadi lagi. Carissa harus menjaga perasaan Mama Ratih dan juga Bunda Iren, kedua wanita yang sangat berarti untuk Carissa.     

"Kamu kenapa terus menghubungi aku. Aku sudah bilang, jangan menelpon di waktu yang tidak pas," bentak Bian kesal. Pria itu tidak ingin menambah kegaduhan karena kehadiran Della. Bian yakin, jika sang Mama tahu maka Mamanya akan kecewa seperti Carissa. Pria itu tahu, bahwa istrinya itu mencoba menutupi perasaannya dan sakit, dan Bian tidak mau membuat Carissa lebih sakit lagi.     

"Kenapa apa salah nya aku menelpon suami aku sendiri. Tidak ada yang salah, kan?" ucap Della. Mendengar hal itu membuat Bian, hanya bisa menghembuskan napasnya berat. Rasa nya saat ini, kepala Bian ingin pecah karena sikap Della yang benar benar membuatnya pusing dan kesal ingin rasanya Bian berteriak sekuat tenaga tapi diri nya tidak bisa seperti itu.     

"Tolong mengerti sesuatu Della," ucap Bian.     

Brak!!     

Sebuah benda terjatuh, hingga membuat Bian menoleh ke arah suara tersebut. Mata pria itu menatap sangat tajam ketika melihat sang istri berada di sana. Bian langsung menutup sambungan telpon tersebut, dan segera menuju ke tempat sang istri.     

"Kamu gak apa apa?" tanya Bian. Carissa mengangkat kepala nya, wanita itu lalu tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Melihat senyuman yang di tampilkan oleh Caca, membuat Bian semakin tidak nyaman. Bian yakin, istrinya itu mendengar semua apa yang dirinya bicarakan dengan Della tadi.     

"Mau kemana?" tanya Bian.     

"Mau beresin ini dulu Mas," jawabnya. Namum, Bian segera mencegahnya pria itu lalu membawa istri nya untuk duduk di sofa ruangan tersebut. Kedua nya masih terdiam tidak ada suara sedikit pun yang terlontar dari mulut kedua nya hingga helaan napas berat terdengar sangat jelas.     

"Please, percaya dengan Mas. Kita akan lalui semua nya bersama, Mas akan kasih tahu kamu semua nya. Tapi nanti, setelah apa yang sudah terjadi ini jelas. Mas gak bakalan menyakiti kamu Sayang, kamu harus percaya dengan apa yang Mas katakan," ucap Bian. Carissa menatap ke arah suaminya yang juga menatap nya.     

"Maksud kamu apa Mas. Aku gak ngerti," balas Caca. Wanita itu berusaha untuk tetap diam, meskipun di dalam kepala nya saat ini sudah banyak pertanyaan demi pertanyaan.     

"Sayang. Please jangan bersikap seperti ini, mas mohon sayang."     

"Sesulit itu kah, menjelaskan semuanya Mas?" tanya Carissa.     

"Bukan begitu sayang. Hanya saja, belum waktu nya kamu tahu. Mas ingin mencari tahu semua nya lebih dulu, mas gak mau kamu sakit hati jika tahu, dan hal itu tidak bisa mas lakukan. Jadi mas mohon untuk selalu percaya dengan apa yang mas katakan, jangan mengambil kesimpulan seorang diri."     

Carissa semakin tidak mengerti dengan ucapan yang terlontar dari bibir suaminya. Apa yang diucapkan oleh Bian terlalu, berputar putar sehingga membuat Carissa sulit untuk bisa memahami semuanya.     

***     

Sejak kejadian di panti asuhan sudah selama dua Minggu ini Della semakin intens menghubungi suaminya itu. Beberapa lagi juga Carissa melihat dan memergoki suaminya itu saat sedang berbincang dengan istri pertama nya.     

Nyeri itulah yang di rasakan oleh Carissa. Namun, wanita itu juga tidak bisa berkata apa apa. Karena Carissa tidak mau dirinya menjadi terbeban jika, dia tahu apa penyebab dari semuanya.     

"Mbak hari ini jadi bawa Melody ke spa?" tanya Siska.     

Carissa yang sedang menyuapi sang anak menatap ke arah adik iparnya itu.     

"Iya. Hari ini, kan udah jadwal rutin nya Melody untuk datang, jadi sekalian juga mbak beli beberapa kebutuhan Melody yang kebetulan habis," balasnya. Mendengar hal itu membuat Siska tersenyum, Caca sangat pintar menyembunyikan semuanya dengan baik.     

Siska menganggukan kepalanya, keduanya kembali fokus dengan tayangan televisi yang menayangkan musik. Di rumah saat ini hanya ada Siska dan Carissa serta bi Sumi. Karena bi Susi imut Mama Ratih dan Bunda Iren, pergi membeli beberapa barang untuk perpustakaan mereka semua.     

Saat sedang asyik, sebuah lagu yang diputar benar benar membuat sudut hati Bian yang akan turun terhenti.     

IkhtisarLirikRungokakeWarta     

Maafkan kali ini aku harus jujur     

Kau harus tahu siapa aku sebenarnya     

Terpikir dalam benakku tentang cinta terlarang     

Selama ini kupendam     

Jangan salahkan keadaan ini sayang     

Semua adalah keterbatasanku saja     

Tak mampu menjadi yang kau mau     

Aku mencoba dan aku tak mampu     

Tak bisa lagi mencintaimu     

Dengan sisi lainku     

Aku tak sanggup menjadi biasa     

Aku tak sanggup     

Tak ada satu pun yang mungkin bisa     

Terima kau seperti aku     

Kumohon jangan salahkan aku lagi     

Ini aku yang sebenarnya     

Tak mampu menjadi yang kau mau     

Aku mencoba dan 'ku tak mampu     

Aku tak sanggup.     

Tak bisa lagi mencintaimu     

Dengan sisi lainku     

Aku tak sanggup menjadi biasa     

Aku tak sanggup     

Tak ada satu pun yang mungkin bisa     

Terima kau seperti aku     

Kumohon jangan salahkan aku lagi     

Ini aku     

Maafkan kali ini     

Aku harus jujur     

Tak ada satu pun yang mungkin bisa     

Terima kau seperti aku     

Kumohon jangan salahkan aku lagi     

Ini aku yang sebenarnya     

Tak mampu menjadi yang kau mau     

Aku mencoba dan 'ku tak mampu     

Aku tak sanggup.     

Tak bisa lagi mencintaimu     

Dengan sisi lainku     

Aku tak sanggup menjadi biasa     

Aku tak sanggup     

Tak ada satu pun yang mungkin bisa     

Terima kau seperti aku     

Kumohon jangan salahkan aku lagi     

Ini aku     

Maafkan kali ini     

Aku harus jujur     

Lagu tersebut, sangat mirip dengan apa yang saat ini dirasakan oleh Carissa dan Bian. Liriknya sangat tepat, rasanya saat ini mata Carissa ingin mengeluarkan air mata nya namun, Carissa berusaha untuk menahannya. Wanita itu tidak mau terlihat lemah hingga membuat semua ornag terlibat.     

###     

Duh, Bian mah ngimongnya setengah setengah ha ha ha. Baca dan review ya, love love di udara.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.